Pengalaman Belajar Di Perguruan Tinggi (indonesian)
Autor: Mikki • April 7, 2018 • 1,618 Words (7 Pages) • 612 Views
...
Ada dua tujuan yang terlibat dan saling menunjang dalam proses belajar mengajar di perguruan tinggi. Yang pertama adalah tujuan lembaga pendidikan dalam menyediakan sumber pengetahuan dan pengalaman belajar dan yang kedua adalah tujuan individual mereka yang belajar (mahasiswa).
Apapun tujuan yang ingin dicapai melalui belajar di perguruan tinggi, akhirnya tujuan tersebut harus dicapai dalam bentuk unit kegiatan belajar-mengajar yang disebut kuliah. Kuliah merupakan bentuk interaksi antara dosen, mahasiswa dan pengetahuan/keterampilan. Pemahaman dan persepsi mengenai hubungan tiga faktor tersebut sangat menentukan keberhasilan proses belajar. Kuliah merupakan kegiatan yang membedakan pendidikan formal dan nonformal Namun hal yang perlu dicatat adalah bahwa kuliah bukan satu-satunya kegiatan belajar.
2.2 PERGURUAN TINGGI DAN SEKOLAH MENENGAH
Belajar di perguruan tinggi itu sangat berbeda dari belajar di sekolah menengah. Karena perbedaannya itu, banyak mahasiswa yang merasa kesulitan untuk menyesuaikan cara belajanya di perguruan tinggi. Banyak mahasiswa yang terpaksa berhenti kuliah (drop-out) di tahun pertama karena kesulitan menyesuaikan diri ini. beberapa perbedaan penting antara belajar di sekolah menengah dan di perguruan tinggi yang dapat membuat penyesuaian diri di perguuan tinggi itu sulit.
Perbedaan yang pertama adalah, jadwal belajar di SMA biasanya penuh dan telah ditentukan oleh pihak kurikulum sekolah. Sedangkan di universitas, mahasiswa dapat memilih mata kuliah yang ia inginkan sesuai dengan kewajiban dan kebutuhannya.
Perbedaan yang kedua adalah, saat di SMA biasanya siswa lebih pasif. Pelajaran terpusat dari guru dan siswa biasanya hanya menerima mentah-mentah pelajaran tersebut dari guru. Namun, di universitas, mahasiswa dituntut lebih mandiri. Dalam belajar, mahasiswa harus lebih aktif dan berusaha mencari sendiri hal-hal yang dibutuhkannya untuk belajar.
5
Perbedaan yang ketiga adalah tugas akademik di Sekolah Menengah biasanya siswa hanya diberi tugas untuk merangkum atau mengerjakan yang ada di LKS, sedangkan di perguruan tinggi mahasiswa di minta untuk berpikir lebih tinggi dan bisa menganalisis suatu permasalahan untuk di buat menjadi suatu makalah.
Beberapa perbedaan lainnya antara lain mengenai sistem kredit semester (SKS) dan bentuk laporan evaluasi hasil pembelajaran.
2.3 PROBLEMATIKA MAHASISWA
Sebenarnya belajar diperguruan tinggi bukan suatu pekerjaan yang berat, karena tidak terlalu padat seperti belajar di SMA. Namun dalam kenyataanya ada saja problematik yang sering ditemui para mahasiswa antara lain :
- Kesalahan dalam memilih jurusan.
- Kejenuhan dan kemalasan,
- Belum dapat menyesuaikan diri
- Kurang motivasi,
- Ketidakmampuan mengelola waktu,
- Keuangan,
- Pergaulan.
Berdasarkan beberapa problematika diatas, mahasiswa diharapkan harus mampu dengan cepat menyesuaikan diri dan merubah perilakunya terhadap lingkungan dan sistem pendidikan tinggi.
2.4 STRATEGI BELAJAR YANG EFEKTIF
Biasanya pihak kampus menyediakan seorang dosen pengampu atau pendamping akademik bagi mahasiswa. Dosen inilah yang akan mendampingi mahasiswa sampai ia menyelesaikan kuliahnya. Fungsi dosen pendamping adalah sebagai pendamping bagi mahasiswa dalam mengelola rencana kredit semesternya. Dalam hal ini dosen pendamping akan menyetujui atau menolak rencana dari mahasiswa dalam hal memilih beban sksnya.
Kuliah didalam perguruan tinggi merupakan proses pembelajaran untuk memantapkan kita sebagai mahasiswa untuk menjadi seorang pekerja dikemudian hari yang lebih berpotensi dan professional. Untuk itu sebagai mahasiswa harus lebih aktif terhadap setiap kegiatan-kegiatan yang ada di kampus maupun lebih aktif bertanya dalam seminar dan kelas bila tidak ada yang dimengerti.Dalam menghadapi rangkaian masalah dalam pembelajaran di perguruan tinggi juga diperlukan semacam strategi kuliah agar dapat mencapai tujuan yang direncanakan sebelumnya.
6
Strategi untuk memdapatkan prestasi yang terbaik untuk kemampuan setiap mahasiswa dalam proses belajarnya :
1) Jadwal kegiatan
2) Menetapkan tujuan yang Real
3) Waktu yang efektif
4) Kerjakan semua proses kuliah
5) Biasakan belajar yang efektif .
6) Menjalin hubungan yang baik dengan pembimbing akademik
7) Pahami dosen
8) Taati peraturan dan kebijakan di universitas
9) Manfaatkan sarana dan prasarana kampus
10) Ambil aktivitas non-akademik yang sesuai bakat dan minat
2.5 SIKAP SOLIDARITAS DI PERGURUAN TINGGI
Di dalam dunia perkuliahan kita harus bisa mengikuti alur pergaulan dan membiasakan diri untuk menunjukkan rasa sosial yang tinggi. Kita tahu bahwa pentingnya bersosialisasi akan memberikan dampak positif bagi kehidupan kita. solidaritas sosial adalah ritual religius yang membantu orang untuk mengembangkan sense of community ( rasa sepaguyuban ). Dengan kata lain, kegiatan-kegiatan bersama yang teratur dan terus menerus dapat membangun rasa kebersamaan dan memperkuat solidaritas.
Pihak kampus menyediakan berbagai kegiatan tambahan baik itu bersifat pengembangan diri (lembaga kesiswaan) maupun organisasi kemahasiswaan. Dengan bergabung dengan organisasi-organisasi dikampus, kta akan lebih mengenal dunia kampus lebih luas, serta mampu menemikan jadi diri kita yang sesungguhnya, dan dapat membangun sikap solidaritas yang tinggi. Namun, kesadaran berorganisasi sangatlah minim. Banyak mahasiswa yang enggan bergabung dalam kegiatan organsisasi-organisasi yang ada dikampus.
7
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Perguruan tinggi bukanlah sekedar kelanjutan sekolah menengah. Perguruan tinggi adalah pengalaman baru yang menuntut
...