Risk Management of Salim Silver
Autor: Adnan • January 23, 2018 • 1,728 Words (7 Pages) • 780 Views
...
tatahan, karena proses ini hanya mengandalkan contoh produk ataupun desain produk. Teknik campuran adalah teknik yang menggabungkan anatara teknik tatahan dan juga teknik filigri, teknik inilah yang digunakan Salim Silver, agar produk yang dihasilkan tidak dapat ditiru. Setelah melewati proses pencetakan, selanjutnya akan memasuki proses setting dan proses poles. Dibagian ini produk akan dibakar dan juga diberi warna.
Bahan baku yang dibutuhkan untuk produksi disediakan sesuai dengan kebutuhan, sehingga tidak ada bahan yang tersisa. Dalam sebulan bahan baku yang diperlukan sekitar 5kg dan dapat menghasilkan hingga ratusan produk.
2.2.3. Analisis Aspek Sumber Daya Manusia
Didalam bagan perusahaan Salim Silver Kotagede, ada bagian-bagiannya yang telah dibuat sedemikian rupa diantaranya ada pemilik atau pemimpin perusahaan yaitu Bapak Priyo Jatmiko Salim, dan di pihak administrasi kantor di pegang oleh Ibu Mardi. Kemudian karyawan yang bekerja di perusahaan pengrajin perak ini terdiri dari 27 orang, dan didalamnya ada 2 jenis upah karyawan harian dan 2 jenis upah karyawan borongan, apabila pesanannya melebihi kapasitas yang ada maka upah karyawan rombonganlah yang berperan penting dalam pengoperasiannya.
Dengan mengikuti jalannya waktu terus-menerus, pada bulan november di tahun 2008 perusahaan ini mengalami pengurangan jumlah karyawan karena krisis global. Di dalam ruang lingkup karyawan tersebut diantaranya ada beberapa karyawan mudanya berasal dari lulusan pendidikan SMA/SMK. Perusahaan ini juga berusaha untuk menerapkan dan mencari karyawan-karyawan baru yang berpotensi di dalam bidang desain terutama dalam kerajinan perak.
2.2.4. Analisis Aspek Keuangan
Penjualan yang stabil dengan rata – rata omset sebesar Rp 100.000.000, /bulan perusahaan dapat menutupi biaya produksi, beban lain-lain, dan masih memiliki laba yang cukup. Perusahaan memiliki tempat produksi milik sendiri dan alat- alat produksi memiliki umur ekonomis yang lama jadi tidak perlu untuk membeli lagi dalam waktu jangka pendek.
Biaya bahan baku dan bahan penolong disesuaikan dengan pesanan pelanggan, perusahaan hanya rutin membeli bahan penolong seperti LPG, Amplas, Oksigen dan lain – lain. Kemudian perusahaan membayar tagihan jaminan kesehatan per enam bulan kepada dokter yang bekerja sama dengan perusahaan.
2.3. Identifikasi Risiko
Pada setiap usaha bisnis tentu memiliki berbagai macam risiko, hal ini juga terjadi pada Salim Silver. Setelah proses wawancara yang dilakukan, akan diuraikan risiko yang sekarang sedang dihadapi dan risiko yang akan dihadapi oleh Salim Silver berikut ini :
1. Fluktuasi Nilai Mata Uang Rupiah
Pergerakan nilai mata uang rupiah yang tidak pasti tentu menimbulkan risiko bagi Salim Silver. Hal ini dikarenakan ada beberapa bahan penolong yang harus mengimpor dari luar negeri, salah satu bahan yang harus membeli dari luar negeri adalah bahan campuran untuk proses peleburan yaitu “Alloy” yang hanya ada di Negara Jerman.
2. Persaingan dengan Negara India dan Cina
Saat ini sudah marak barang-barang tiruan dari India dan Cina terutama untuk perhiasan – perhiasan dari perak. Hal ini tentu merupakan ancaman bagi Salim Silver apalagi harga yang dipatok tiga kali lebih terjangkau dibandingkan harga dari produk Salim Silver. Selain itu, kapasitas produksi dari negara India dan Cina lebih besar dibandingkan Salim Silver. Hal ini dikarenakan India dan Cina menggunakan teknik casting.
3. Plagiarisme Desain
Saat ini telah berkembang teknik casting yang mengakibatkan sangat mudah untuk meniru desain perhiasan. Hal ini membuat desain perhiasan menjadi tidak eksklusif karena dapat diproduksi secara massal.
4. Kurangnya Minat Konsumen Domestik
Sebagian besar masyarakat Indonesia lebih menyukai perhiasan yang terbuat dari emas. Karena mereka menganggap emas lebih bernilai dari pada perak.
5. Banyaknya Karyawan Yang Memiliki Usia Lanjut
Salim Silver saat ini memiliki beberapa orang karyawan yang telah lanjut usia. Hal ini karena karyawan tersebut telah bekerja sejak Salim Silver berdiri dan juga ada paradigma jika kerajinan perak identik dengan orang tua.
2.4. Strategi Peruasahaan Dalam Mengelola Risiko
1. Untuk menyiasati pergerakan nilai tukar rupiah yang tidak menentu, Salim Silver mengurangi pembelian beberapa bahan penolong lainnya yang dirasa tidak terlalu penting.
2. Untuk menghadapi persaingan dengan India dan Cina serta isu plagiarisme, Salim Silver menggunakan teknik campuran untuk proses produksinya yaitu teknik tatahan dan juga filigri. Selain itu, Salim Silver terus mengembangkan dan mencari desain terbaru yang inovatif.
3. Untuk mengenalkan produk berbahan perak dipasar domestik, Salim Silver rutin mengikuti pameran. Selain itu, Salim Silver juga terus mempromosikan melalui internet yaitu website.
4. Untuk mengatasi karyawan usia lanjut, Salim Silver terus melakukan regenerasi karyawan dengan yang lebih muda yang tentu memiliki keahlian dan keterampilan yang baik. Saat ini di Salim Silver sendiri memiliki karyawan termuda yang berusia 20 tahun. Dengan adanya regenerasi ini desain yang dihasilkan pun semakin bervariatif dan juga dinamis.
2.5. Pendapat Kelompok
Menurut kami, Salim Silver sudah mampu menghadapi risiko yang ada, dimulai dari krisis moneter tahun 1998 hingga krisis global tahun 2008. Dikarenakan, Salim Silver mempunyai strategi bersaing dan keunggulan kompetitif dibandingkan dengan produsen pengrajin perak lainnya. Strategi bersaing dan keunggulan kompetitif yang dimilki oleh Salim Silver adalah desain yang eksklusif, menarik, unik, bervariatif, dan juga tidak mudah ditiru. Dengan adanya relasi dengan orang asing mempermudah Salim Silver untuk memasuki pasar global.
Hingga saat ini Salim Silver tetap dapat bertahan dalam memproduksi bermacam kerajinan perak, terutama perhiasan. Salim Silver kini juga telah memiliki distributor dibeberapa benua dan tetap mempertahankan kualitas produk dipasar internasioanal.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Telah ditemukan permasalah mengenai kendala produksi saat krisis global pada tahun 2008 karena harga bahan baku yang melonjak naik di pasar.
2. Adanya
...