Accounting Management at Indonesia Hospital
Autor: Jannisthomas • February 3, 2018 • 2,283 Words (10 Pages) • 835 Views
...
S3. Dalam setiap penugasan supervisor telah menertibkan alokasi tugas dan waktu secara wajar dalam rangka meningkatkan kualitas kerja
S4. Dalam setiap penugasan, pada tahap pelaporan supervisor memberikan dukungan dalam diskusi dan penyelesaian laporan
e. Kepuasan Kerja.
K1. Dalam setiap penugasan, tim audit diberikan kebebasan untuk mengaplikasikan kemampuan, keahlian dan keterampilan yang dimiliki
K2. Dalam setiap penugasan, tim audit diberikan kebebasan untuk mengungkapkan dan menyajikan informasi tentang objek audit
K3. Dalam setiap penugasan penerimaan honor tim telah menunjang kinerja tim audit
K4. Dalam setiap penugasan, tim audit tidak mendapat tekanan dari pihak manapun
f. Efektivitas audit.
EA1. Dalam setiap penugasan audit lapangan selalu diselesaikan tepat waktu
EA2. Dalam pelaporan, Laporan Hasil Audit telah disajikan tepat waktu
EA3. Penyajian hasil audit telah didukung kertas kerja audit yang informatif
EA4. Penyajian hasil audit telah direviu supervisor (pengendali teknis)
EA5. Temuan dan laporan audit berpengaruh signifikan terhadap proses pembuatan keputusan manajemen
Skala yang digunakan untuk mengukur tingkat persetujuan responden dengan pernyataan terkait data di halaman kedua kuesioner adalah Skala Likert lima titik / five-point Likert response scale (Likert, 1932) dimulai dari nilai 1 (satu) yang bermakna “sangat tidak setuju” hingga nilai 5 (lima) yang bermakna “sangat setuju”.
3. Populasi dan pemilihan sampel.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:115). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh auditor pada Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan sebagai responden untuk kuesioner yang dibagikan.
Jika populasi besar dan tidak mungkin bagi peneliti untuk mempelajari semua unit analisis dalam populasi, maka digunakan sampel. Teknik pengambilan sampel adalah non-probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2010, 120-121) dengan metode purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010, 122). Pertimbangan-pertimbangan tersebut antara lain:
a. Merupakan pegawai di Inspektorat Jenderal;
b. Memiliki sertifikasi Jabatan Fungsional Auditor (JFA); dan
c. Pernah melakukan audit.
Tim audit dari Inspektorat Bidang Investigasi (IBI) dikecualikan dari penelitian ini karena penugasan IBI umumnya adalah audit investigatif yang bersifat forensik sehingga tidak comparable dengan unit inspektorat lainnya. Selain itu tim audit dari Inspektorat VII juga dikecualikan dari penelitian karena penugasaan di Inspektorat VII umumnya adalah asistensi dan monitoring Unit Kepatuhan Internal sehingga tidak comparable dengan penugasan pada inspektorat lainnya.
Dalam menentukan sampel, menurut Roscoe (1975) dalam Sugiyono (2010:131) ketentuannya adalah sebagai berikut:
a. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah 30 sampai dengan 500;
b. Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya pria-wanita, pegawai negeri-pegawai swasta dan lain-lain) maka jumlah sampel setiap kategori minimal 30;
c. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Misalnya variabel penelitian ada 6 (independen + dependen) maka jumlah anggota sampel = 6 x 10 = 60; dan
e. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah sampel masing-masing antara 10 sampai dengan 20.
C. Variabel yang Digunakan
1. Identifikasi variabel dan definisi operasional variabel.
Untuk memperjelas variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, maka definisi operasional variabel yang berguna sebagai batasan dari variabel tersebut. Untuk mengukurnya dijabarkan sebagai berikut:
a. Komposisi tim yang merupakan perhatian terhadap faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam penyusunan tim yaitu latar belakang pendidikan anggota tim, masa kerja dan pengalaman para anggota tim serta pelatihan yang pernah diikuti anggota tim. Instrumen diambil dari instrumen Anas Farkhani berjumlah 3 butir instrumen. Daftar pertanyaan/pernyataan kuesioner terlampir.
b. Independensi merupakan sikap/usaha untuk menciptakan kondisi tidak ada hubungan keluarga antara personil tim audit dengan auditee, antisipasi pemberian fasilitas akomodasi dan entertainment oleh auditee. Instrumen diambil dari instrumen Anas Farkhani berjumlah 4 butir instrumen. Daftar pertanyaan/pernyataan kuesioner terlampir.
c. Integritas dan objektivitas merupakan perilaku yang menunjukkan ketaatan pada segala bentuk perundang-undangan dan standar yang berlaku, ketertiban & disiplin pada waktu, ketelitian dan kecermatan dalam menyikapi bukti, kekompakan tim dalam menyajikan laporan audit apa adanya. Instrumen diambil dari instrumen Anas Farkhani berjumlah 4 butir instrumen. Daftar pertanyaan/pernyataan kuesioner terlampir.
d. Supervisi adalah kemampuan supervisor dalam membantu proses pelaksanaan audit dan pelaporannya untuk peningkatan kualitas audit. Instrumen diambil dari instrumen Anas Farkhani berjumlah 4 butir instrumen. Daftar pertanyaan/pernyataan kuesioner terlampir.
e. Kepuasan kerja adalah tingkat kepuasan individu auditor dalam penugasan audit dengan posisinya dalam organisasi secara relatif dibandingkan dengan rekan sekerja lainnya. Untuk mengukur kepuasan kerja digunakan instrumen Anas Farkhani berjumlah 4 butir instrumen. Daftar pertanyaan/pernyataan kuesioner terlampir.
f. Efektivitas audit merupakan kemampuan tim audit menciptakan kondisi dimana pelaksanaan
...